Prinsip fotografi adalah memfokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan sehingga mampu membakar medium penangkap cahaya. Medium yang telah dibakar dengan ukuran luminitas cahaya yang tepat akan menghasilkan bayangan identik dengan cahaya yang memasuki medium pembiasan (lensa).
Untuk mendapatkan intensitas cahaya yang tepat untuk menghasilkan gambar, digunakan bantuan alat ukur berupa lightmeter. Setelah seorang fotografer menddapatkan ukuran atau tingkat pencahayaan yang tepat, Seorang fotografer akan mengatur tingkat sensitfitas sensor kamera terhadap intensitas cahaya tersebut dengan mengubah kombinasi ISO/ASA (ISO Speed), diafragma (Aperture), dan kecepatan rana (speed). Gabungan atau kombinasi antara ISO, diafragma & speed disebut sebagai pajanan (exposure). Bagi kalian pecinta Photography pasti sudah tahu segitiga Exposure.
Di era yang serba canggih ini fotografi digital saat ini tidak lagi menggunakan gilm, maka kecepatan film yang semula digunakan berkembang menjadi digital ISO. Selanjutnya kita akan bahas siapa itu Fotografer.
Pengertian Apa Itu Fotografer?
sumber : pixpa.com |
Sedangkan pengertian fotografer hobi, seperti halnya dengan namnya yaitu hobi. Fotografer gobi atau amatir merupakan orang yang hanya menyukai aktivitas fotografi namun tidak terlalu memperhatikan segi keseninnya. Pada umumnya, orang tersebut hanya terfokus terhadap hasil yang eye-catching dan subjek yang menarik saja. Orang yang memotret hanya sekedari hobi biasanya hanya akan terfokus untuk membagikan hasil gambar ke publik melalui sosial media tanpa memperdulikan hak cipta selain itu hanya menginginkan pengakuan dari orang lain saja. Melihat kedua kegiatan fotografer tersebut maka kita bisa melihat perbedaannya yang cukup signifikan. Kita bisa simpulkan pengertian fotografer tidak hanya bisa dilihat dari pengertiannya saja melainkan juga kegiatan yang dilakukan dilapangan.
Seni adalah sesuatu yang diciptakan manusia yang mengandung unsur keindahan atau intisari dari kreativitas. Dengan komposisi yang baik maka foto yang dihasilkan akan mempunyai makna dan cerita yang bisa disampaikan.
Cara Menghasilkan Foto Yang Bagus
sumber : hdwpro.com |
Faktor kedua adalah Fotorgrafer, karena tanpa seorang fotografer proses fotografi tidak akan terjadi. Disinilah seorang fotografer dituntun dan diuji seni atau kreatifitasnya untuk menghasilkan sebuah foto yang bagus atau menarik.
Faktor ketiga adalah kamera, tanpa kamera proses fotografi pun tidak terjadi. Kamera adalah alat pokok dalam kegiatan fotografri. Faktor yang tertakhir adalah faktor pendukung seperti lensa cadangan, alat bantu cahaya ( lampu flash kamera), reflektor, tripod, dan lainnya.Kamera adalah alat pokok pada kegiatan fotografi. Faktor yang terakhir adalah faktor pendukungm seperti lensa cadangan, alat bantu cahaya ( lampu flash kamera), reflektor, tripod, dan lain-lainnya.
Tidak harus menggunakan kamera yang mahal untuk menciptakan sebuah karya seni fotografi, yang terpenting adalah cara kalian memanfaatkan fitur-fitur yang ada dikamera kalian dan mempraktekkannya secara langsung. Sebuah Foto yang bagus itu adalah relatif, dan sebuah foto yang jelek adalah suatu hal yang mutlak.
Sejarah Fotografi
sumber : Pixabay.com |
Sejarah fotografi bermula jauh sebelum Masehi. Pada abad ke-5 Sebelum Masehi (SM), seorang pria bernama Mo Ti mengamati suatu gejala. Jika pada dinding ruangan yang gelap terdapat lubang kecil (pinhole), maka di bagian dalam ruang itu akan terefleksikan pemandangan di luar ruang secara terbalik lewat lubang tadi. Mo Ti merupakan orang pertama yang menyadari fenomena kamera obscura.
Berabad-abad kemudian, banyak yang menyadari dan mengagumi fenomena ini, sebut saja Aristoteles pada abad ke-3 SM dan seorang ilmuwan Arab Ibnu Al Haitam (Al Hazen) pada abad ke-10 SM, yang berusaha untuk menciptakan serta mengembangkan alat yang sekarang dikenal sebagai kamera. Pada tahun 1558, seorang ilmuwan Italia, Giambattista della Porta menyebut ”camera obscura” pada sebuah kotak yang membantu pelukis menangkap bayangan gambar.
Nama kamera obscura diciptakan oleh Johannes Kepler pada tahun 1611. Kepler membuat sebuah desain kamera portable yang dibuat seperti sebuah tenda, dan memberi nama alat tersebut kamera obscura. Didalam tenda sangat gelap kecuali sedikit cahaya yang ditangkap oleh lensa, yang membentuk gambar keadaan di luar tenda di atas selembar kertas.
Berbagai penelitian dilakukan mulai pada awal abad ke-17 ,seorang ilmuwan berkebangsaan Italia – Angelo Sala menggunakan cahaya matahari untuk merekam serangkaian kata pada pelat chloride perak. Tapi ia gagal mempertahankan gambar secara permanen. Nah, Sekitar tahun 1800, seorang berkebangsaan Inggris, Thomas Wedgwood bereksperimen untuk merekam gambar positif dari citra pada kamera obscura berlensa, hasilnya sangat mengecewakan. Humphrey Davy melakukan percobaan lebih lanjut dengan chlorida perak, tapi bernasib sama juga walaupun sudah berhasil menangkap imaji melalui kamera obscura tanpa lensa.
Akhirnya, pada tahun 1824, seorang seniman lithography Perancis, Joseph-Nicephore Niepce (1765-1833), setelah delapan jam meng-exposed pemandangan dari jendela kamarnya, melalui proses yang disebutnya Heliogravure (proses kerjanya mirip lithograph) di atas sebuah pelat logam yang dilapisi aspal, berhasil menciptakan sebuah gambar yang agak kabur, berhasil pula mempertahankan gambar secara permanen. Ia tak patah semangat, Joseph melanjutkan percobaannya hingga tahun 1826, inilah yang akhirnya menjadi sejarah awal fotografi yang sebenarnya. Foto itu kini disimpan di University of Texas di Austin, AS.
Penelitian demi penelitian terus berlanjut hingga pata tanggal tanggal 19 Agustus 1839, desainer panggung opera yang juga pelukis, Louis-Jacques Mande’ Daguerre (1787-1851) dinobatkan sebagai orang pertama yang berhasil membuat foto yang sebenarnya: sebuah gambar permanen pada lembaran plat tembaga perak yang dilapisi larutan iodin yang disinari selama satu setengah jam cahaya langsung dengan pemanas merkuri (neon). Proses ini disebut daguerreotype. Untuk membuat gambar permanen, pelat dicuci larutan garam dapur dan asir suling. Januari 1839, Daguerre sebenarnya ingin mematenkan temuannya itu. Akan tetapi, Pemerintah Perancis berpikir bahwa temuan itu sebaiknya dibagikan ke seluruh dunia secara cuma-cuma.
Fotografi kemudian berkembang dengan sangat cepat. Melalui perusahaan Kodak Eastman, George Eastman mengembangkan fotografi dengan menciptakan serta menjual roll film dan kamera boks yang praktis, sejalan dengan perkembangan dalam dunia fotografi melalui perbaikan lensa, shutter, film dan kertas foto.
Tahun 1950, untuk memudahkan pembidikan pada kamera Single Lens Reflex maka mulailah digunakan prisma (SLR), dan Jepang pun mulai memasuki dunia fotografi dengan produksi kamera Nikon yang kemudian disusul dengan Canon. Pada tahun 1972 kamera temuan Edwin Land yaitu Polaroid mulai dipasarkan. Kamera Polaroid mampu menghasilkan gambar tanpa melalui proses pengembangan dan pencetakan film.
Kemajuan teknologi turut memacu fotografi secara sangat cepat. Kalau dulu kamera sebesar tenda hanya bisa menghasilkan gambar yang tidak terlalu tajam, kini kamera digital yang cuma sebesar dompet mampu membuat foto yang sangat tajam dalam ukuran sebesar koran.
Kegiatan Fotografi merupakan kegiatan yang penuh akan seni, dan jenis fotografi ada berbagai macam. Oleh karena itu, dibutuhkan seorang Fotografer yang handal dan betul-betul menherti seni dan jenis fotografi yang ada pada dirinya.
sumber : wikipedia
idseducation
0 Komentar