Cerita Miris Dibalik foto sang Peneliti yang Berjalan diatas Es Greendland yang Mencair 2 Miliar Ton Sehari

EVERYLOGI - Perubahan cuaca yang ekstrem terlihat jelas dari lapisan es disekitar Greenland yang semakin mengkhawatirkan. Hal ini semakin dramatis ketika seorang ilmuwan memotret foto kereta luncur yang seperti berlari diatas lautan. Ilmuwan ini bernama Steffen Olsen, ia berhasil merekam pemandangan dramatis melalui sebuah unggahan yang ia bagikan di media sosial twitter miliknya.

Steffen Olsen sendiri merupakan seorang peneliti iklim dari Danish Meteorological Institute. Ia berhasil mengunggah pemandangan dramatis (dan menyedihkan) yang memperlihatkan kereta luncurnya berjalan di atas laut. Sebenarnya Peneliti tersebut tidak benar-benar berjalan di atas laut, namun ia hanya berkendara pada genangan es yang mencair di atas lapisan es laut.

Pada beberapa tahun terakhir, lapisan es di Greenland dan lautan di sekitarnya, Arktik, mengalami pencairan yang ekstrem. Ini merupakan pertanda perubahan iklim dan memanasnya Bumi yang semakin mengkhawatirkan dan harus diperhatikan oleh umat manusia. Steffen dan beberapa peneliti lainnya berpetualang sekaligus melakukan penelitian di tengah ceruk yang disebut Inglefield Bredning, barat laut Greenland. Lapisan es laut di bawah genangan air yang dilewati oleh peneliti masih setebal 1,2 meter.

Hasil penelitian dan pemandangan dramatis ini sangat mengejutkan, Pasalnya pada hari itu saja Greenland kehilangan 2 miliar metrik ton es yaitu pada hari Kamis (13/06/2019).
Sumber : twitter.com/SteffenMalskaer
Greenland merupakan lapisan es terbesar di Bumi sehingga pencairannya yang ekstrem tentunya menjadi kabar buruk untuk lingkungan.

Memanasnya bumi membuat proses mencairnya es semakin cepat. Greenland salah satu contohnya, Dalam waktu 1 hari sekitar 2 miliar ton es mencair. Ini setara dengan 340 piramida Giza, 80.000 Patung Liberty, ataupun 12 juta ekor paus biru. 

Sebenarnya mencair/melelehnya es dikutub utara merupakan peristiwa alami yang terjadi setiap tahun antara bulan Juni sampai Agustus, dan puncaknya pada bulan Juli. Namun, Jumlah es yang mencair pada pekan lalu tak lazim.

Sebelumnya pada tahun 2012 hampir semua lapisan es Greenland mencair untuk pertama kalinya dalam sejarah yang terdokumentasi. Pencairan es pada tahun in terjadi tiga minggu lebih awal dari biasanya. Menurut para ahli, jika es menghilang secara prematur maka akan ada dampak buruk dalam beberapa bulan mendatang terkait efek albedo.

Efek Albedo sendiri mengacu pada jumlah energi matahari yang dipantulkan kembali ke ruang angkasa. Nah, salju dan es inilah yang bertugas untuk memantulkan lebih banyak cahaya matahari ke angkasa agar tanah tetap dingin sehingga pencairan es dapat dicegah. Namun, ketika salju dan lapisan es sudah berkurang masif, maka energi matahari akan lebih banyak diserap tanah. Saat energi panas dari cahaya matahari terlalu banyak diserap, suhu akan naik dan dampaknya es akan mencair.

Jika peristiwa seperti ini terus terjadi, bukan hal yang mustahil gunung Everest akan kehilangan es pada tahun 2100.

Posting Komentar

0 Komentar