Diagnosis pada penyakit Alzheimer

EVERYLOGI - Penderita Alzheimer umumnya akan hidup sekitar 8-10 tahun setelah gejala muncul, namun ada juga beberapa pasien yang bisa hidup lebih lama. Hal ini bisa terjadi jika Alzheimer cepat terdeteksi dan diobati. Diagnosis sejak dini dapat membuat penderita memiliki lebih banyak waktu untuk melakukan persiapan serta perencanaan untuk masa depan. Satu hal yang lebih penting lagi adalah mendapatkan penanganan yang lebih cepat. Karena obat untuk Alzheimer belum ada, bentuk-bentuk penanganan yang ada saat ini bertujuan untuk memperlambat perkembangan kondisi serta meredakan gejala-gejalanya.

Sebenarnya cara paling akurat dalam mendiagnosis penyakit Alzheimer adalah melalui optopsi yang memungkinkan pemeriksa dapat melihat jaringan otak penderita. Dalam melakukan diagnosis dokter akan mengajukan pertanyaan seperti menanyakan apakah pasien sering lupa ingatan, mengalami perubahan perilaku, bicara tidak jelas, dan kesulitan menjalani aktivitas sehari-hari tanpa dibantu orang lain. Selain itu, dokter juga akan mengevaluasi riwayat kesehatan pasien, seperti bagaimana status mental,  penyakit apa yang pernah atau sekarang diderita, obat-obatan apa yang dikonsumsi, dan adakah keluarga yang juga berpenyakit Alzheimer. Selain mengajukan pertanyaan-pertanyaan terkait hal-hal di atas, dokter juga kemungkinan akan melakukan:

Pemeriksaan darah di laboratorium
sumber : rd.com
Pemeriksaan darah dilakukan untuk mengetahui apakah ada kondisi lain selain penyakit Alzheimer yang menyebabkan pasien mengalami penurunan daya ingat atau kebingungan, misalnya seperti defisiensi vitamin atau gangguan tiroid. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui seberapa baik fungsi saraf pasien, misalnya dengan menguji keseimbangan, koordinasi, daya refleks, kemampuan mendengar atau melihat, dan kekuatan otot saat bangun dari duduk atau pun berjalan.
Pemeriksaan mental dan pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan berpikir, daya ingat, serta fungsi mental pasien yang dibandingkan dengan orang yang seumur serta sama tingkat pendidikannya.

Pemindaian otak
sumber : telegrafi.com
Pemindaian otak dilakukan untuk mendeteksi adanya kelainan atau perubahan di dalam otak dan memastikan penyebab Alzheimer dan bukan kondisi lain, seperti cedera berat, stroke, atau tumor. Pemindaian otak biasanya dilakukan menggunakan CT scan, MRI, pemeriksaan cairan serebrospinal, dan tomografi emisi positron. Untuk dapat mendiagnosis penyakit ini, sangat penting untuk dokter dapat mengetahui gejala apa saja yang dirasakan oleh pasien. Dokter akan memberikan pertanyaan apakah pasien sering megalami kondisi lupa atau tiba-tiba mengalami perubahan perilaku, kesulitan melakukan aktivitas baik sendiri dan sosial atau bahkan kesulitan saat akan berbicara. Dokter juga akan melakukan evaluasi pada riwayat kesehatan pasien. Seperti bagaimana status mentalnya, penyakit apa yang pernah diderita, obat-obatan apa yang pernah dikonsumsi dan apakah keluarganya juga ada yang menderita Alzheimer.Pemeriksaan lain yang mungkin saja ditawarkan dokter adalah melakukan CT scan dan MRI. Dokter akan melihat, apakah ada perubahan yang signifikan terjadi di dalam otak. Jika ada, maka bisa saja pasien terserang Alzheimer.

Tujuan melakukan pengobatan pada penderita Alzheimer adalah untuk memperlambat adanya gejala yang belum dapat disembuhkan secara total. Selain akan diberikan beberapa resep obat, kemungkinan mereka juga dapat mendapatkan penanganan pada aspek psikologisnya guna meningkatkan kemampuan kognitif penderita yang secara perlahan sudah berkurang. Walaupun Alzheimer belum terdapat obat yang memastikan apakah dapat sembuh atau belum. Setidaknya pengobatan dapat meredakan gejalanya.

Posting Komentar

0 Komentar