EVERYLOGI - Banyak sekali spekulasi-spekulasi, atau opini yang muncul tentang Deja Vu, dan kali ini kita akan membahas tentang pendapat para ahli mengenai Deja Vu dalam pandangan Islam. Oh iya,bagi yang belum baca artikel seputar Deja Vu seperti mengenal lebih dekat dengan Deja Vu, Teori-Teori Mengenai Deja Vu, Deja Vu Bukanlah Pengalaman Masa Lalu, dan Penelitian Yang Dilakukan Oleh Para Ahli Mengenai Deja Vu. Kali ini kita akan membahas megenai pendapat-pendapat para ahli mengenai Deja Vu dalam pandangan Islam.
Menurut pandangan Prof. Dr. Ahmad Syauqi, seorang syeikh yang berasal dari Mesir, beliau adalah seorang penulis buku yang berjudul Misteri Potensi Gaib Manusia. Menurut beliau deja vu mempunyai kaitan dengan aktivitas manusia ketika sedang tidur, karena orang islam percaya bahwa saat mereka tidur mereka akan mengalami kejadian seperti mati untuk sementara. Karena Rasulullah pernah berkata bahwa tidur itu merupakan kematian sesaat, dan tubuh akan berpisah dengan roh, Lalu roh akan pergi ke alam roh sendiri, dan tidak akan ada beda antara masa lampau maupun masa depan di alam roh, tetapi roh masih berhubungan dengan tubuh kita. Beliau menciptakan sebuah teori bahwa roh mampu bergerak dengan sangat cepat, bahkan mengalahkan kecepatan cahaya. Saar roh kembali kedalam tubuh, pengalaman yang dialami oleh roh pada masa lampau atau masa depan kita secara tidak langsung tersimpan sendiri kedalam otak. Pengalaman inilah yang kadang berulah dalam dunia nyata dan mempengaruhi pikiran kita.
“Manusia itu tidur, dan tatkala mereka mati barulah mereka bangun.”
Kita semua ini masih dalam keadaan “tidur”, semua yang kita alami di dunia hanyalah mimpi, tidak nyata. Kalau kita selalu mengingat-ingat hal ini, bahwa dunia hanyalah mimpi sementara, maka semua beban yang dirasakan akan hilang. Dari situ pula saya sadari bahwa manusia di bumi ini berada dalam tiga tahap epistemologis; yaitu pencarian, penemuan, dan ingatan. Manusia mencari pengetahuan dimana kemudian dia menemukan apa yang dicarinya sehingga kemudian dia harus menjaga apa yang dicarinya itu dengan ingatannya.
Syeikh Muhammad Al Ghazalisumber : portalpyungan.blogspot.com
Syeikh Muhammad Al Ghazali melalui kitabnya yang berjudul Jaddid Hayatak (Perbaharuilah Hidupmu), menyatakan bahwa tidak ada hal yang baru dalam hidup ini. Artinya, Deja Vu yang terjadi merupakan hal yang nyata, dan bukan ilusi semata. Jika kita kaji mengenai peradaban manusia, semua yang terjadi sebenaranya merupakan sesuatu yang berulang-ulang. Perdamaian, peperangan, keadilan, kezaliman, dan semua yang terjadi memang sebuah siklus namun berbeda pelakunya.
Seorang psikolog bernama Edward B. Titchener, mengatakan bahwa Deja Vu bisa muncul ketika seseorang sudah lebih dulu memiliki pandangan sekilas dari sebuah objek atau situasi, sebelum otak dengan sempurna “membangun” kesadaran penuh dari pengalamannya tersebut.
Syekh Hisham Kabbani
sumber : kumparan.com
Seorang sufi Islam, mengatakan bahwa Deja Vu terjadi karena realitas fisik atau tubuh kita berkaitan erat dengan ketentuan spiritual yang tertulis di loh mahfuz, sebuah kitab yang mencatat amal baik atau buruk manusia. Sebuah ayat menyebutkan,"Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan pada dirimu sendiri kecuali telah tertulis dalam kitab sebelum Kami menciptakannya."
Yang menarik di sini, Deja Vu bisa saja terjadi karena salah satu dari mata kita melihat sesuatu yang belum mata yang lain lihat. Satu mata merekam kejadian sebelumnya. Sedangkan mata yang lainnya, merekam kejadian yang sama beberapa milidetik kemudian, hal ini membuat otak memberikan efek seperti ingatan. Salah satu mata merasakan sesuatu dan otak mengartikannya. Bagian mata yang lain tertinggal beberapa milidetik, dan merasakan hal yang sama lalu mengirim gambar tersebut ke otak. Pada saat otak merasakan hal yang sama beberapa milidetik kemudian, orang tersebut merasa bahwa dia telah melihat itu sebelumnya. Teori yang dikenal dengan nama optical pathway delay ini berhasil dipatahkan karena ditemukan bahwa orang buta pun bisa mengalami deja vu melalui indra penciuman, pendengaran, dan perabaannya.
Semua peritiwa yang terjadi di bumi, dan perbuatan kita memang sudah ada sejak awal. Lalu hal ini, akan terjadi satu per satu secara berurutan. Dan pada waktunya, akan terekam dalam saraf penyimpanan di otak, mungkin suatu ketika terjadi short-circuit, korslet pada otak. Lintasan listrik ini melompat dan masuk ke wiliayah yang belum terjadi. Maka orang merasa sudah pernah mengalami atau melihat sesuatu. Padahal yang sebanarnya terjadi adalah dia “pernah” melihat, tetapi di masa depan.
Jangan pernah melupakan masa lalumu...Karena, Masa lalu adalah pelajaran...Dan masa depan adalah impian...Mereka saling berhubungan karena tanpa sebuah pelajaran...Impian tak bisa terwujudkan...Mata memang tak bisa berbohong...Tapi jangan anggap mata tak dapat dibohongi...
0 Komentar